Nama Lengkap :
Stuart McPhail Hall
Tempat, tanggal lahir :
Jamaika, 3 Februari 1932
Wafat :
London, Inggris 10 Februari 2014
Pendidikan :
Master of Arts Universitas Oxford
Bidang :
Kajian Budaya, Sosiologi
Pendiri : 1. aliran Kajian
Budaya Inggris atau Aliran Kajian Budaya Birmingham bersama Richard Hoggart dan
Raymond Williams
2.
Pendiri Invia (Institut Seni Visual Internasional
3.
Pendiri organisasi Autograph ABP (Asosisasi Fotografer Kulit Hitam)
Karya :
1950 – Mendirikan New Left Review
1957
– Bergabung dengan Kampanye Pelucutan Nuklir
1958-1960
– Guru di sekolah menengah pertama London dan sekolah kejar paket untuk dewasa
1964
– Menulis buku dengan Paddy Whannel mengenai Institut Film Inggris
1968
– Direktur pelaksana Pusat Kajian Budaya Kontemporer di Universitas Birmingham
1972
– Menulis Situating Marx: Evaluations and Departures
1973
– Menulis Encoding and Decoding in the Television Discourse
1975
– Membantu penyuntingan buku Resistance Through Rituals
1978
– Berkontribusi dalam buku Policing the Crisis
1979
– Professor Sosiologi di Universitas
Terbuka
1988
– Menerbitkan buku The Hard Road to Renewal
1992
– Menerbitkan buku Formations of Modernity
1995-1997
– Menjadi Presiden Asosiasi Sosiologis Inggris
1996
– Menerbitkan buku Questions of Cultural Identity
1997
– Menerbitkan buku Cultural Representations and Signifying Practices
2005 – Dipilih menjadi Fellow of the British
Academy (FBA)
2008
– Menerima Penghargaan Putri Margriet dari Yayasan Kebudayaan Eropa
Ide/Pemikiran
Hall membahas tentang hegemoni dan kajian budaya
pasca Gramscian. Ia beranggapan bahwa bahasa digunakan sebagai alat kekuasaan,
institusi, politik, dan ekonomi. Budaya menurutnya merupakan tempat aksi dan
interverensi sosial kritis, tempat relasi kuasa berdiri, dan memiliki
kemungkinan untuk dibubarkan. Ia membahas konsep identitas kebudayaam, ras dan
etnisitas terutama dalam penciptaan politik identitas diasporik kulit hitam. Pandangan
Hall mengenai identitas budaya dan diaspora Afrika, ia menyebutkan dua definisi
yaitu identitas budaya adalah ‘semacam kolektif’, ‘suatu kedirian yang
sebenarnya yang dipegang oleh nenek moyang yang sama dan ia menyadari meskipun
banyak kesamaan namun ada pula titik perbedaan yang kritis dan signifikan yang
mendirikan diri kita sebenarnya atau karena sejarah ikut campur. Hall
mendifiniskan identitas budaya ‘bukanlah sebuah esensi melainkan sebuah
penempatan.’
Hall memiliki pemikiran yang
terkenal yaitu mengenai teori resepsi tentang model encoding dan decoding. Media bisa meng-encode makna tertentu dalam
teks yang dihasilkan yang didasarkan pada pemahaman dan konteks tertentu.
Keunggulan model ini adalah titik terang akan pentingnya pemahaman terhadap
makna dan interpretasi baik dari kalangan produsen media (jurnalis, penulis,
dll), perantara yaitu distribusi media (marketing, distributor, dll), dan
penerima media. Pemikiran itu memahami kedudukan politik tertentu bisa jadi
berarti dan popular ketika diartikulasikan dalam konsep orang dan mampu
mengenalinya.
Hall juga sangat berpengaruh di
bidang kajian budaya. Ia menggunakan pendekatan semiotika. Tulisannya menentang
asumsi tentang cara produksi, sirkulasi, dan konsumsi pesan media. Hall
menantang empat komponen model komunikasi dan berargumen bahwa :
·
Makna tidak dipatenkan atau ditentukan oleh
pengirim
·
Pesan tidak pernah transparan
·
Audiens bukanlah penerima pasif makna
Konsep mengenai ‘interpellation’
menjelaskan bagaimana identitas individu diserap kedalam. Interpellation khusus
untuk menjelaskan sapaan. Interpellation muncul ketika seseorang berhubungan
dengan media karena mengakibatkan kita menerima cara pandang tertentu tentang
dunia.
Komentar
Posting Komentar